Air buangan diartikan sebagai kejadian dimasukkannya benda padat, cair dan gas ke dalam air dengan sifatnya berupa endapan, atau padat,padat tersuspensi, terlarut, koloid, dan emulsi yang menyebabkan air tersebut harus dipisahkan atau dibuang dengan saluran air buangan.
Air buangan dapat berasal dari buangan rumah tangga, sekolah, perkantoran, hotel rumah sakit, pasar restoran dan lain-lain. Prinsip air buangan harus dapat mengalir secara terus menerus dan cepat terbuang,akan tetapi tidak boleh mengganggu estetika seperti terjadinya endapan di sepanjang saluran buangan dengan bau dan warna air buangan yang mengganggu kesehatan.
Air buangan rumah tangga bersifat organis dan rata-rata mudah dirombak susunan kimianya oleh bakteri aerobic maupun anaerobic.oleh karena itu di daerah perkotaan rancang dan bangun sistem penyaluran air buangan sangat penting.
Rancang dan bangun jaringan perpipaan air buangan diperoleh dari data-data yang benar tentang :
1.jumlah air buangan yang masuk dalam saluran
2.terpisah atau tidaknya saluran air buangan yaitu antara saluran air hujan dan buangan domestic
3.besar dan kecilnya curah hujan di daerah yang terkena proyek penyaluran air buangan
4.penyiapan kapasitas pengolahan dari bangunan pengolahan air buangan (BP.AB) yang akan mengolah buangan akhir.
Jumlah air buangan dihitung berdasarkan prediksi sekarang dan masa datang. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar jumlah air buangan adalah:
1. Jumlah penduduk
2. Tingkat sosial ekonomi
3. Besar kecilnya kota
4. Iklim dan pengaruhnya terhadap hidrologi air tanah dari permukaan sehingga memudahkan orang memperoleh air
Pada umumnya prediksi air buangan dihitung dari pemakaian air per orang per kapita dengan catatan setiap pemakai membuang air yang dikonsumsi sebanyak 60% - 70 %. Konsumsi 30% - 40% air digunakan untuk mandi,minum, mencuci, menyiram tanaman membuat makanan dan minuman, serta air teruapkan dalam pengumpulan dan penyimpanan
Faktor-faktor dalam pengaliran air buangan
Air buangan yang disalurkan kedalam sistem riool harus mengalir dengan lancar menuju ke lokasi badan air penerima. Saluran sejauh mungkin harus tetap berfungsi yaitu baik dalam keadaan debit minimum amupun dalam keadaan debit maksimum. Untuk itu beberapa fakor perlu diperhatikan antara lain :
a. kemiringan saluran (S)
b. Luas penampang melintang aliran (A)
c. Kekasaran dalam saluran (n)
d. Kondisi pengaliran
e. Ada atau tidaknya rintangan-rintangan belokan-belokan dan lain-lain
f. Karakteristik cairan spesific gravity dan viscosity
Jenis pengaliran
Didalam penyaluran air buangan dikenal dua jenis aliran yaitu:
a. Pengaliran yang mengalami tekanan , yaitu pengaliran yang terjadi dalam pipa akibat adanya pemompaan (tekanan hidrolik) di dalam saluran tertutup, karena muka air tidak berhubungan secarabebas dengan tekanan atmosfer
b. pengaliran bersifat terbuka dalam saluran tertutup, yaitu pengaliran secara gravitasi, karena permukaan air buangan pada saluran berhubungan dengan udara bebas
Syarat pengaliran di dalam penyaluran
Syarat-syarat pengaliran yang harus diperhatikan pada perencanaan jaringan pengaliran air buangan adalah sebagai berikut:
1. Pengaliran air buangan dalam saluran harus secara gravitasi
2. Pengaliran hampir selalu un-steady terkadang-kadang dapat non-uniform
3. Aliran harus dapat membawa material yang terdapat dalam aliran meskipun didalam kondisi debit minimum sampai ke bangunan pengolahan
4. dianjurkan dapat membersihkan saluran sendiri (self cleaning) dengan kecepatan yang disyaratkan atau dengan kecepatan yang tidak menimbulkan kerusakan (pengikisan) pada permukaan saluran
5. Pengaliran dapat mensirkulasikan udara/gas-gas sehingga tidak ter akumulasi didalam saluran
6. Pengaliran air buangan harus tiba secepatnya sampai ke bangunan pengolahan air buangan untuk menghindari terjadinya pembusukan dan pengaliuran tidak lebih dari 18 jam untuk daerah tropis
Penempatan dan pemasangan saluran
Demi praktisnya pemsangan dan pemeliharaan saluran, maka hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penempatan dan pemasangan pipa saluran dibawah tanah adalah sebagai berikut:
1. macam jalan yang akan dilalui/tempat saluran ditanam, mengingat gaya berat yang mempengaruhinya
2. pengaruh bangunan-bangunan yang ada, mengingat fondasi dan gaya yang berpengaruh
3. Jenis tanah yang akan ditanami pipa
4. Adanya saluran-saluran lain seperti saluran air minum , saluran gas, saluran listrik. Jika saluranitu terlintasi maka saluran air kotor sebaiknya ditempatkan di bawahnya
5. Ketebalan tanah urugan dan kedalaman pipa dari muka tanah, harus disesuaikan dengan diameter saluran (minimum 1.20 m dan maksimum 7 m utk pipa lateral induk)
Untuk saluran umum (public sewer) dimulai dari saluran lateral ditempatkan pada:
1. Tepi jalan, sebaiknya dibawah trotoat atau tanggul jalan.hal ini mengingat kemungkinan dilakukan penggalian di kemudian hari untuk perbaikan
2. Dibawah (ditengah jalan) bila jalan tidak lebar dan bila bagian kiri dan kanan jalan terdapat jumlah rumah atau bangunan yang hampir sama banyaknya
3. Bila penerimaan air kotor dari kanan dan kiri tidak sama, dapat dipasang di tepi jalan, di bagian mana yang paling banyak sambungannya (paling banyak rumah-rumahnya)
4. Jalan-jalan yang mempunyai jumlah rumah/bangunan sama banyak di kedua sisinya dan mempunyai elevasi lebih tinggi dari jalanan, amaka penempatan pipa bisa dilakukan di tengah jalan
5. Saluran bisa diletakkan di kiri dan kanan jalan jika disebelah sisi kiri dan kanan jalan terdapat banyak sekalirumah/bangunan. Jalan jalan dengan rumah/bangunan di satu sisi lebih tinggi dari rumah/bangunan disisi lainnya,maka penanaman saluran diletakkan pada sisi jalan sebelah, dimana terdapat elevasi yang lebih tinggi.
Referensi :
Tjokrokusumo,Ir,KRT, "Pengantar Enjinering Lingkungan", Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Yogyakarta "YLH", 1995
Mendasain Sistem Pengaliran Air Buangan
- Artikel ini ditulis oleh : om Aip
- Dalam kategori : Air, Lingkungan
- Berlangganan omaip™ blog via RSS Feed
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comments:
Mr. Tjokro ?
Post a Comment